Breaking News

Kamis, 20 November 2014

Budayakan Anti TA(Titip Absen)

Bukan mahasiswa namanya kalau tidak tahu apa itu TA, sebuah singkatan yang cukup populer di kalangan anak kuliahan dan saya yakin bahwa banyak mahasiswa pernah melakukan hal tersebut.
TA adalah singkatan dari Titip Absen. Apa maksudnya Titip Absen? Titip Absen adalah seseorang yang tidak hadir atau tidak mengikuti perkuliahan menyuruh/meminta teman - temannya untuk menandatangani absennya, sehingga di absen seperti memang orang tersebut adalah hadir. TA memang masalah serius dalam kalangan mahasiswa, tapi dianggap hal yang sepele oleh mahasiswa Saya akan menjelaskan mengapa TA adalah masalah yang serius? tetapi sebelumnya saya akan mengkaji mengapa banyak mahasiswa itu menganggap sepele dengan hal kehadiran.
Dalam sistem perkuliahan, kehadiran itu biasa dihitung minimal 80%, jadi jika dalam semester ada 16 pertemuan, maka 12 pertemuan wajib HADIR, apabila tidak maka tidak dapat mengikuti UAS (Ujian Akhir Semester). 
Apakah sistem ini memang berjalan dengan baik?
Saya rasa tidak, bahkan di kampus saya yang dibilang memang sudah menjadi kampus terbaik di Sumatera Utara, belum sepenuhnya menjalankan ini. Bahkan sesuai pengalaman saya, sistem ini sama sekali tidak berjalan. Saya katakan begitu karena saya mengetahui kawan saya tidak pernah hadir tetapi bisa mengikuti UAS. Jadi apakah sistem ini perlunya untuk di buku saja, sebagai proses administrasi? 
Baik, kita kembali membahas mengapa kehadiran dianggap sepele oleh beberapa mahasiswa?
Dari 16 pertemuan contohnya, kita diberi 4 pertemuan untuk tidak hadir. Hal ini justru memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk tidak mengikuti kuliah. Intinya kalau kita pernah sudah tidak hadir, maka untuk mengulangi hal yang sama akan terasa enak atau menyenangkan. 
Tidak hadir tapi absen terisi. Inilah kepintaran mahasiswa - mahasiswa menggunakan cara yang tidak sehat, tidak adil, yaitu dengan menyuruh teman - temannya untuk menandatangani absennya. Hal ini bisa terjadi karena lemahnya pengawasan administrasi, bahkan Komisaris Tingkat sebagai pimpinan tertinggi dalam suatu kelas perkuliahan banyak mendukung TA. Apalagi kalau dosen yang mengajar di mata kuliah tersebut tidak peduli dengan kehadiran mahasiswanya. Padahal banyak dosen yang membuat sistem penilaian 10% dari kehadiran. Nyatanya bagaimana? Mereka hanya melihat absen di akhir semester. Ya jelas, semua hadir karena dalam setiap pertemuan kuliah, absen itu selalu disetting. Jadi TA itu tidak menjadi masalah menurut banyak mahasiswa, dan tidak perlu dipermasalahkan. Bahkan ada mahasiswa yang bangga jika bisa TA.
Ini adalah masalah yang serius, bagaimana tidak bahwa TA itu sangat merugikan, karena tujuan kita adalah kuliah dengan cara mendapatkan pembelajaran tatap muka dari dosen. Waktu yang lewat itu bukan lewat begitu saja dan tidak berharga. Kalau kita menyadari itu kita bayar mahal. Uang kuliah yang kita bayarkan itu adalah mahal. Kita membayar uang kuliah tetapi kita tidak mendapatkan apa - apa.
Kita juga memikirkan orangtua kita, bagaimana susahnya memperjuangkan kita agar bisa melanjutkan pendidikan, mereka tidak pernah lelah mencari nafkah demi masa depan kita, atau walaupun kita berasal dari keluarga yang berkecukupan tetapi dengan begitu kita sangat mengecewakan orangtua kita. Bagaimana tidak, mereka telah berharap bahwa kita akan menjadi sarjana dan lulus tepat waktu. Tetapi dengan tindakan yang kita lakukan akan menghambat studi kita.
Menurut saya, hindarilah untuk TA. Meskipun kita sedang malas, tidak suka dengan cara  pembelajaran 
atau sedang ada urusan, berusahalah untuk selalu hadir. Karena dengan begitu kita tidak ada  keinginan untuk tidak kuliah.
Marilah kita menanamkan sikap Anti TA dalam diri kita masing - masing.
Oleh Ronaldi Tumanggor.

2 komentar:

  1. Ohh i ngo arti TA silih...
    Oda ne Tugas Akhir artina ti..
    Hahha :D

    BalasHapus
  2. ahahahhhhaaa.... imo ta baen lih, lebih populer

    BalasHapus

Berikan Komentar yang membangun, sopan dan No SARA

Designed By VungTauZ.Com